Ayat Pilihan

Kamis, 17 Juni 2010

Bagaimanan Islam menggerakkan ekonomi?

Pada tahun 80-an sampai 90-an, saya belajar tentang modal dasar pembangunan dimana Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki potensi luar biasa. Luar biasa dari sisi sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA)maupun dari berbagai sisi yang lain seperti letak geografis.
Potensi yang demikian hebat, ternyata belum dapat kita manfaatkan dengan maksimal untuk kesejahteraan bangsa ini sebagaimana digariskan dalam UUD 1945. Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan buat saya; apa yang salah dengan negeri ini? Kita punya mineral (minyak dan gas, batubara, timah dsb), hutan, laut dengan ikannya yang melimpah, penduduk yang banyak dengan kemampuan yg hebat. Mengapa kita belum bisa menjadi bangsa/negara yang mandiri?
Secara pribadi saya (semoga tidak benar) melihat fenomena bahwa kita belum memiliki pendirian yang teguh dan cenderung kurang percaya diri. Kita cenderung mencontoh/membeli/memakai barang/perilaku yang berasal dari orang lain bahkan tidak peduli/mengabaikan nilai-nilai yang telah mengakar kuat dalam kehidupan bangsa kita. Katakanlah, bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, namun Muslimin Indonesia belum dapat melaksanakan ajaran agamanya dengan baik. Misalnya, Islam mengajarkan umatnya untuk menghargai waktu dan disiplin sebagaimana telah dilatih dengan sholat lima waktu mestinya kita dapat menjadi bangsa yang tertib dan disiplin. Ironisnya kita sering, menemui atau melakukan sendiri, tidak tepat waktu. Padahal umat Islam diajarkan untuk segera menyelesaikan satu pekerjaan dan segera beralih mengerjakan tugas berikutnya.
Kita juga bisa mempelajari kembali tentang kenapa ada zakat dalam rukun Islam. Perlu kiranya kita kaji kembali zakat(bukan sekedar hafal rukun Islam). Ada beberapa hal yang dapat kita ambil pelajaran dari perintah zakat:
1. Allah menghendaki umat Islam menjadi umat yang sejahtera (cukup secara ekonomi). Allah memerintahkan zakat berarti umat Islam harus memiliki harta minimal sebesar nishab.
2. Allah menghendaki umat Islam untuk senantiasa menggerakkan perekonomian.
APabila kita cermati, pengenaan zakat dapat menjadi stimulus fiskal (pinjam istilah APBN). Mengapa demikian? Kita dapat membandingkan zakat antar berbagai obyek untuk membuktikannya. Jika kita menyimpan emas maka zakatnya dikenakan terhadap total nilai emas tersebut. Namun bila emas tersebut dijadikan modal untuk usaha maka zakat hanya dikenakan terhadap keuntungan yang dihasilkan. Sehingga aset yang hanya kita simpan akan semakin berkurang karena dikenakan zakat, misalnya emas 100gr dikenakan zakat 2,5% maka akan tersisa 97,5gr. Jika emas 100gr tersebut kita jual (misal Rp300.000,-/gr)akan kita dapatkan modal sebesar Rp30 juta. Apabila dalam setahun usaha kita memperoleh laba 10% atau Rp3 juta maka zakat dikenakan terhadap keuntungannya saja. sekarang kita bandingkan : emas disimpan akan terkena zakat 2,5 x Rp300.000 = 750.000 atau harta berkurang sebesar 750.000. sedangkan opsi kedua : nilai harta tetap setara 100 gr, keuntungan masih 97,5% x 3.000.000 = 2.925.000, total harta meningkat

3. Islam menghendaki agar harta kekayaan tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang saja. Islam tidak menghendaki adanya monopoli kekayaan oleh segelintir orang, karena itu untuk mengurangi kesenjangan orang kaya harus menyerahkan sebagian hartanya kepada orang "miskin" agar si miskin dapat meningkat daya belinya. Jika daya beli meningkat maka akan mendorong ekonomi, apalagi jika si miskin kemudian juga mampu membuat usaha maka ekonomi semakin bergairah. Berbeda dengan pola kapitalis dimana si kaya akan semakin kaya sedangkan si miskin semakin miskin karena hanya memperoleh hutang dari si kaya dengan beban tambahan (baca : bunga).

Senin, 30 November 2009

Qurban

Hari Raya Idul Adha baru saja berlalu dengan berbagai kesan dan kenangan yang beraneka ragam bagi setiap orang khususnya ummat Islam. Tak jarang kita bertemu hari istimewa ini dengan biasa saja (baca: tanpa perasaan istimewa). Padahal Allah tidak sekali-kali memerintahkan sesuatu TANPA ada hikmah dibalik perintah itu.

Allah memerintahkan kita untuk meneladani kisah hidup seorang kekasih-Nya yaitu Ibrahim a.s. Betapa keikhlasan dan keistiqomahan beliau dalam menjalankan perintah Allah yang jauh melebihi kecintaan terhadap keluarga bahkan seluruh kehidupan dunianya. Karena itulah, kita diperintahkan untuk meneladani dan menyusuri jejak-jejak beliau dengan menjalankan menunaikan ibadah haji dan berkorban.

Persoalan berikutnya yang mesti kita jawab sekarang adalah apakah kita telah menjalankan syariat itu? apakah kita benar-benar berupaya meneladani kisah hidup kholilullah?

HAri RAya Kurban = Waktunya Pesta?

Pernahkah kita mengamati dan bertanya pada diri sendiri, apakah sebenarnya idul adha bagi kita? Apakah Idul adha yang kita pahami juga sama dengan idul adha yang kita laksanakan/rayakan?

Beberapa waktu terakhir ini, penulis merasakan perayaan idul adha dengan memotong hewan kurban sedikit kehilangan semangat idul adha itu sendiri.
pada hari ini, semestinya kaum papa menikmati sepotong daging yang disedekahkan oleh kaum punya. pada hari ini, semestinya kaum punya dengan penuh semangat mendermakan sedikit hartanya untuk bersedekah kepada si papa. pada hari ini semestinya penikmat daging libur sejenak dari lezatnya daging dan giliran kaum papa untuk "pesta kecil tahunan" menikmati enaknya sate kambing dan gulai daging.

hati ini trenyuh melihat tayangan di televisi yang mengabarkan berbagai kejadian tragis yang menimpa mustahik yang mengantre/menunggu sekerat daging yang diidamkan. Dalam hatiterbersit keheranan dan bingung "apa ada yang salah dengan umat ini???" Ummat begitu semangat untuk meminta bagian daging kurban (sebagaimana BLT). APakah sudah sedemikian menderitanya mereka sehingga sangat merindukan rasanya daging? ataukah terjadi penurunan iffah

Disisi lain sebagian umat yang sudah mampu menikmati daging juga menikmati daging seolah-olah selama setahun ini belum sempat merasakannya. Penulis juga menanyakan pada diri sendiri, sudahkah saya menempatkan diri pada posisi yang semestinya.

Karena itu, apresiasi patut diberikan kepada lembaga-lembaga yang mencoba mendistribusikan hewan kurban secara lebih merata agar dapat dijangkau masyarakat yang berhak secara lebih luas. Penulis pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti cara tersebut dengan mengirim dana untuk membeli hewan kurban di kampung yan ginsya ALlah lebih membutuhkan.

Semoga Allah SWT meridhoi dan menerima amal kita..Amiin.

Kamis, 15 Oktober 2009

detikcom : Daftar Bengkel Uji Emisi di Jakarta

title : Daftar Bengkel Uji Emisi di Jakarta
summary : Mulai November 2009 ini, mobil yang tidak lulus uji emisi akan ditindak tegas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bingung cari bengkel uji emisi yang tersertifikasi? Berikut kami sajikan daftar bengkel-bengkel uji emisi di Jakarta. (read more)

Rabu, 24 Juni 2009

Mati dan Hidup Hanya Milik Allah SWT, sebuah pengalaman..

Pagi itu, Ahad, 14 Juni 2009, saya menemani istri belanja bahan untuk membuat baju. Kami harus bergegas karena masih akan pergi "kondangan" untuk memenuhi undangan pernikahan anak si penjahit.

Saya tak dapat berlama-lama di tempat acara, seorang sahabat telah menelepon. Ya, dia memberitahukan bahwa saya tidak perlu membawa mobil. mobil yang telah saya bawa dan telah berisi bensin full tank akhirnya kembali parkir di rumah karena saya akan bergabung dengan tujuh sahabat lainnya dan akan pergi dengan mobil yang ada.

Pukul 11 telah berlalu beberapa menit, ketika saya bergegas menuju jalan raya untuk bergabung. Saya penumpang terakhir, dan mobil pun langsung berangkat setelah sahabat yang duduk di belakang kemudi mengingatkan kami untuk baca doa.

Dalam perjalanan, mulai kami diskusikan berbagai hal. Pekerjaan, Cara menulis surat, pemilihan RT/RW, dan lain-lain.

Tak terasa, mobil kami telah melewati pintu keluar tol Serang Timur dan kami terus meluncur. Sementara sebagian sahabat telah terkantuk-kantuk sehingga suasana mulai sunyi sampai dengan sebuah bunyi mengagetkan kami.

Saat itu, saya merasakan mobil berjalan tidak normal dan beberapa detik berikutnya oleng ke kiri. Terlintas dalam benak saya, mobil ini akan terguling dan saya teringat dengan peraturan keselamatan penerbangan.... saya merunduk dengan tangan mencoba melindungi kepala...

Beberapa detik berikutnya... saya tidak tahu apa yang terjadi.... sampai sahabat saya yang mengemudi berseru "keluar! keluar!". Saya pun mengikutinya keluar dari mobil melalui jendela belakang yang tak lagi ada kacanya.

Kami saling mengecek apakah semua baik-baik saja...

Ternyata kami hanya mengalami luka ringan, kecuali satu orang mengeluh sakit di rusuk kanan dan kesulitan untuk bernafas. Alhamdulillah... Tapi... dimana yang satu orang lagi??! Kami mencoba mencari ke arah datang mobil, nihil. di kolong mobil juga tak ada... Yaa Allah, salah seorang sahabat terlempar cukup jauh... mungkin lebih dari 10m dari mobil.

saya sempat melihat, Sahabat yang terlempar dalam posisi telentang dengan kedua tangan di dada ... tak ada gerakan lagi... Allah akhirnya mengambil apa yang dimiliki... Semoga khusnul khotimah, sahabat... petugas membawa ke RS... kami dibawa ke RS yang berbeda...

Alhamdulillah, kami yang luka ringan boleh pulang... tapi sahabat yang mengeluh rusuknya sakit harus dirawat...

Jumat, 05 Juni 2009

CAPRES MENGUSUNG SISTEM EKONOMI APA?!

Kembalilah ke Ekonomi Pancasila
Oleh *Adiwarman A Karim*

Imam Al Syathibi prihatin dengan semakin jauhnya penafsiran fikih para ulama di Grenada atas masalah-masalah kemasyarakatan yang timbul ketika itu. Beliau lahir di Grenada, Spanyol, pada tahun 730 Hijriyah (H). Ia hidup di masa pemerintahan Bani Ahmar yang merupakan keturunan keluarga besar sahabat Rasulullah SAW dari kalangan Anshar yang bernama Sa'ad bin Ubadah.

Tidak diragukan lagi, sejak awal pemerintahan Islam di Spanyol, pemerintahan berusaha mengidentikkan dirinya dengan pemerintahan Rasulullah. Dalam salah satu ungkapan terkenalnya, Raja Hisyam al-Awwal bin Abdurrahman ad-Dakhil yang memerintah dari tahun 173-180 H berkata kepada para ulama, ''Bukankah Imam Abu Hanifah berasal dari Kufah, sedangkan Imam Malik berasal dari
Madinah, cukup bagi kami mengikuti pendapat imam asal tempat Rasulullah SAW menjalankan pemerintahannya.''

Tekad suci itu mengalami sandungan di sana-sini karena penafsiran fikih yang semakin jauh dari maksud hakiki syariah yang mengikuti keinginan raja yang memang tidak memahami syariah selayaknya seorang ulama.

Dalam keadaan itulah, Imam al Syathibi menulis kitab *al Muwafaqat* yang menjelaskan konsep *al maqasid al syariah* agar para ulama dalam mengambil penafsiran fikih selalu berpegang pada maksud hakiki syariah, berpegang pada roh syariah, bukan sekadar pada formalitasnya. Awalnya, beliau akan
menamakan kitabnya *al Ta'rif bi Asrar al Taklif*

*Maqasid Syariah* sangat mirip dengan Pancasila, bahkan dapat dikatakan Pancasila adalah *Maqasid Syariah* tafsiran Indonesia. *Maqasid Syariah*mengandung lima hal, yaitu melindungi agama yang dalam Pancasila disebut 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Kedua, melindungi jiwa yang dalam Pancasila
disebut 'Perikemanusiaan yang adil dan beradab'. Ketiga, melindungi keutuhan keluarga besar yang dalam Pancasila disebut 'Persatuan Indonesia'. Keempat, melindungi akal pendapat yang dalam Pancasila disebut 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan'. Kelima, melindungi hak atas harta yang dalam Pancasila disebut 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'.

Kemiripan itulah yang menyebabkan gagasan Pancasila Soekarno muda mendapat dukungan penuh dari bangsa ini menjadi dasar negara. Letjen Suharto dan TNI juga mengusung gagasan yang sama untuk mendapat dukungan penuh bangsa. Ketika Pancasila telah ditafsirkan terlalu jauh dari *Maqasid Syariah*, ternyata bangsa ini tidak lagi mau mendukung betapa pun berjasanya Soekarno dan Suharto.

Maqasid Syariah diterima luas di Grenada yang heterogen: Muslim, Katolik, Protestan, dan Yahudi, karena ia melindungi semua orang. Tidak ada lagi tirani minoritas yang terjadi sebelum masuknya Islam ke Spanyol, tidak juga dominasi mayoritas karena melindungi akal pendapat dalam *Maqasid Syariah*, termasuk akal pendapat kaum minoritas. Konsep inilah yang disebut demokrasi dengan perlindungan bagi kaum minoritas, suatu konsep yang jauh lebih baik dari sekadar demokrasi.

Debat ideologis sistem ekonomi yang diusung para calon presiden (capres) tampak mulai kehilangan pijakan yang jelas. Sistem ekonomi neoliberalisme yang dikritik tidak jelas neoliberalisme mana yang dimaksud. Karena, paham ini masih terus diperbaiki, terutama setelah krisis global ini. Sistem ekonomi kerakyatan yang diusung pun belum jelas mengacu pada konsep mana. Karena, sejak bangkitnya Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia, banyak sekali konsep ekonomi kerakyatan yang berkembang. Sistem ekonomi mandiri pun belum jelas karena siapa pun tahu tidak ada yang dapat berdiri sendiri dalam dunia yang semakin tak berjarak ini.

Sebagaimana zaman Imam Al Syathibi, tidak ada yang meragukan niat baik para capres membangun ekonomi Indonesia. Namun, niat itu dapat mengalami distorsi di sana-sini bila penafsiran ekonominya yang semakin jauh dari Pancasila yang merupakan tafsiran Indonesia dari *Maqasid Syariah*.

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang berlandaskan *Maqasid Syariah* yang memberikan hak dan kewajiban yang sama bagi warga negara tanpa memandang perbedaan agama dan suku bangsa. Imam Ali ketika ditanya hak ekonomi kaum non-Muslim yang hidup dalam wilayah Islam mengatakan, ''Hak kami adalah hak mereka. Kewajiban kami adalah kewajiban mereka.''

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang menghargai dan melindungi pemilik kapital atau pemilik tenaga dan pikiran. Kemajuan ekonomi Korea pernah mencengangkan dunia pada era 80-an dengan strategi memprioritaskan beberapa *chaebo* (grup usaha)--ternyata tidak langgeng karena pudarnya jiwa
kebersamaan yang selama ini menjadi budaya Korea--menuai reaksi keras dari rakyatnya. Bukankah ini juga terjadi di Indonesia ketika rakyat muak dengan konglomerasi kroni Orde Baru?

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang cerdas melindungi perekonomian bangsa ini. Ketika Persia dan Romawi mengenakan pajak masuk bagi pedagang daulah Islam (baik yang Muslim maupun non-Muslim), Umar bin Khattab mengenakan pajak yang sama untuk barang yang masuk dari kedua negara itu meskipun tidak dikenal di zaman Rasulullah. Umar tidak pernah khawatir dengan perdagangan internasional selama disikapi dengan cerdas. Rasanya tidak cerdas menyerahkan puluhan, bahkan ratusan juta konsumen Indonesia kepada perusahaan asing.

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang antikorupsi, baik dalam artian sederhana maupun dalam artian adanya kebijakan yang ditujukan menguntungkan segelintir kelompok usaha karena bertentangan dengan rasa keadilan social bagi seluruh rakyat.

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang dinamis mengantisipasi perubahan. Di zaman Rasulullah, tidak ada zakat atas kuda, namun Umar mengenakan zakat atas perdagangan kuda di negeri Syam karena di daerah itu kuda diperdagangkan sebagai barang mewah. Sebaliknya, Ali mengenakan tarif zakat
pertanian yang lebih rendah bila dalam proses membajak tanah menggunakan kuda sebagaimana yang terjadi di daerah Kufah. Dinamika ini sangat penting selama tetap berpegang pada *Maqasid Syariah*.

Para capres yang tercinta, kembalilah ke Ekonomi Pancasila. Dan, pedoman yang paling pas untuk menafsirkan Ekonomi Pancasila adalah *Maqasid Syariah. Barakallahu lakum. May Allah bless you all*. (penafsiran atas hukum syariah yang tertulis). Namun, beliau tidak ingin kitabnya dianggap sebagai
satu-satunya penafsiran.

"http://www.republika.co.id/koran/26/53585/Kembalilah_ke_Ekonomi_Pancasila"

Rabu, 06 Mei 2009

Siapa pilihan kita?

Berikut saya comot artikel yang dikirim seorang teman sebagai bahan renungan menyamput Pilpres mendatang... Adakah sosok itu diantara sekian calon yang ada ??

PRESIDEN YANG MISKIN HARTA,
NAMUN KAYA IMAN



Presiden Iran saat ini: Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara
oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:
"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada
diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh
dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."

Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang
membuat orang ternganga dan terheran-heran :
1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,
sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
5.. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.
6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.
7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya.
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk
menjaganya.
8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya
dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya,
ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.
Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,
atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.
Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.
12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka
13. Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa
14. baru-baru ini dia baru saja mempunyai Hajatan Besar Yaitu Menikahkan Puteranya. Tapi pernikahan putra Presiden ini hanya layaknya pernikahan kaum Buruh. Berikut dokumentasi
pernikahan Putra Seorang Presiden Lihat aja makanannya cuman ada Pisang,Jeruk,Apel


Akankah kita di Indonesia mempunyai seorang Pemimpin seperti beliau?
Mungkinkah di pemilu yang akan datang kita akan memiliki Presiden
s eperti ini??

Saya pribadi bukan pengikut syiah tapi mengagumi keteladan beliau.
Bagaimana dengan pimpinan kita?? Tampaknya kita masih harus bersabar . . . kenapa? Jangankan Presiden, Eselon IV aja sudah minta pelayanan ekstra...

Bagaimana menurut Anda?

Bukti Itu Pasti Datang Bagi Kita

Ketika aku mengikuti berita tentang kasus pembunuhan seorang anak manusia yang konon didahului dengan kasus cinta segitiga, aku teringat pada guru agama-ku ketika menekankan bahwa manusia akan senantiasa digoda dengan 3 TA yaitu waniTA, harTA, dan tahTA. Kalimat itu begitu mengesankan bagiku. Disini tentu TA pertama juga berlaku bagi wanita terhadap laki-laki.

Sekarang aku semakin yakin bahwa 3 TA itu seakan-akan membuat manusia buta. Semakin banyak bukti terpampang sepanjang masa, dan kita mestinya dapat mengambil hikmah dari semua peristiwa.

Peristiwa lain yang membuktikan betapa manusia menyenangi tahTA adalah pemilu legislatif yang lalu. Begitu antusias para Caleg mengenalkan diri untuk mendapatkan simpati dan suara bahkan rela menumpuk hutang dengan harapan dapat dibayar kelak ketika sudah duduk di kursi terhormat. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah tahTA, meskipun ada sebagian kecil yang insya Allah memang berniat berjuang. Hal ini diperkuat dengan hasil suatu survey bahwa kira-kira 30% caleg ternyata tidak memiliki pekerjaan/usaha yang mapan. Mungkin juga Anda masih ingat, seseorang gagal menjadi kepala daerah menjadi gila karena banyak hutang dan istrinyapun minta cerai.... hilang segalanya... (naudzubillah min dzalik).

Bukti kecenderungan manusia terhadap harTA bahkan lebih banyak lagi. Berita di media elektronik maupun cetak ataupun dari mulut ke mulut hampir tiap hari kita dengar. Demi harTA, seseorang tega mengambil nyawa orang lain demi uang kecil. Demi harTA, seseorang rela menukar kehormatannya agar dapat membeli TV. Emi harTA, manusia merusak bumi dengan tidak memikirkan dampaknya untuk mendapatkan milyaran. Demi harTA, sebagian orang rela menukar imannya dengan dunia yang sedikit.

Jauh-jauh hari, Allah telah memperingatkan manusia akan hal ini. Allah SWT telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 14: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".

Dalam ayat di atas, manusia memang diciptakan dengan kecenderungan untuk menyukai harta. Namun di sisi lain, manusia diciptakan dengan diilhami tentang kebaikan dan keburukan selanjutnya dengan akal yang dimiliki dipersilakan untuk memilih antara keduanya. Pilihan yang diambil semuanya ada konsekuensinya yang berujung surga atau neraka.

Setelah bukti terhampar dihadapan kita, kini pilihan berada pada diri kita masing-masing. Apakah kita mampu mengambil hikmah dari paparan yang tampil dihadapan kita sehari-hari? Ataukah kita terperangkap dalam jebakan nafsu dan terpuruk sehingga menjadi asfala safiliin padahal kita diciptakan sebagai ahsani taqwiim?