Ayat Pilihan

Rabu, 06 Mei 2009

Bukti Itu Pasti Datang Bagi Kita

Ketika aku mengikuti berita tentang kasus pembunuhan seorang anak manusia yang konon didahului dengan kasus cinta segitiga, aku teringat pada guru agama-ku ketika menekankan bahwa manusia akan senantiasa digoda dengan 3 TA yaitu waniTA, harTA, dan tahTA. Kalimat itu begitu mengesankan bagiku. Disini tentu TA pertama juga berlaku bagi wanita terhadap laki-laki.

Sekarang aku semakin yakin bahwa 3 TA itu seakan-akan membuat manusia buta. Semakin banyak bukti terpampang sepanjang masa, dan kita mestinya dapat mengambil hikmah dari semua peristiwa.

Peristiwa lain yang membuktikan betapa manusia menyenangi tahTA adalah pemilu legislatif yang lalu. Begitu antusias para Caleg mengenalkan diri untuk mendapatkan simpati dan suara bahkan rela menumpuk hutang dengan harapan dapat dibayar kelak ketika sudah duduk di kursi terhormat. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah tahTA, meskipun ada sebagian kecil yang insya Allah memang berniat berjuang. Hal ini diperkuat dengan hasil suatu survey bahwa kira-kira 30% caleg ternyata tidak memiliki pekerjaan/usaha yang mapan. Mungkin juga Anda masih ingat, seseorang gagal menjadi kepala daerah menjadi gila karena banyak hutang dan istrinyapun minta cerai.... hilang segalanya... (naudzubillah min dzalik).

Bukti kecenderungan manusia terhadap harTA bahkan lebih banyak lagi. Berita di media elektronik maupun cetak ataupun dari mulut ke mulut hampir tiap hari kita dengar. Demi harTA, seseorang tega mengambil nyawa orang lain demi uang kecil. Demi harTA, seseorang rela menukar kehormatannya agar dapat membeli TV. Emi harTA, manusia merusak bumi dengan tidak memikirkan dampaknya untuk mendapatkan milyaran. Demi harTA, sebagian orang rela menukar imannya dengan dunia yang sedikit.

Jauh-jauh hari, Allah telah memperingatkan manusia akan hal ini. Allah SWT telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 14: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".

Dalam ayat di atas, manusia memang diciptakan dengan kecenderungan untuk menyukai harta. Namun di sisi lain, manusia diciptakan dengan diilhami tentang kebaikan dan keburukan selanjutnya dengan akal yang dimiliki dipersilakan untuk memilih antara keduanya. Pilihan yang diambil semuanya ada konsekuensinya yang berujung surga atau neraka.

Setelah bukti terhampar dihadapan kita, kini pilihan berada pada diri kita masing-masing. Apakah kita mampu mengambil hikmah dari paparan yang tampil dihadapan kita sehari-hari? Ataukah kita terperangkap dalam jebakan nafsu dan terpuruk sehingga menjadi asfala safiliin padahal kita diciptakan sebagai ahsani taqwiim?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar